Kamis, 24 Mei 2012



creater billiton (gusty)
Pesta demokrasi lokal Pemilukada Belitung Timur kambali mengukir sejarah. Lima tahun lalu Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, warga Tionghoa yang pertama menjadi kepala daerah di Indonesia. Kemarin, giliran adiknya Basuri Tjahaja Purnama meneruskan trah kepemimpinan keluarga Purnama di Bumi Laskar Pelangi itu. Ahok baru setahun lebih memimpin Beltim sudah mencatat prestasi yang cemerlang. Akhirnya dia memilih mundur jauh sebelum periode kekuasaannya berakhir. Akankah jejak serupa akan diikuti sang adik, Basuri selaku pewaris kejayaan politik keluarga Purnama?
Hasil penghitungan suara sementara Pemilukada Beltim 2010, Basuri dengan pasangannya Zarkani mengungguli empat pasangan calon lainnya. Bazar, julukan duet diusung Partai Golkar ini mengumpulkan 23.024 suara atau sekitar 42 persen dari jumlah suara sah.
Pasangan Usmandie A Andeska-Yusti Erlina mendapat 11.687 suara, Abdul Hadi Adjin-Sayono dengan 8.435 suara di urutan ketiga, pasangan Haryoso-Ruswandi Sugeng 5.462 suara dan pasangan Leo Fernando-Nurul Huda 5.462 suara.
Basuri bukanlah seorang politikus yang tangguh sebagaimana kakaknya Ahok yang saat ini duduk di DPR RI. Sehari-hari Basuri hanya seorang pelayan masyarakat. Dia berprofesi sebagai dokter dan bertugas di Dinas Kesehatan Beltim.
Jabatan terakhirnya Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat dan Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Beltim, sebelum mengundurkan diri untuk bertarung sebagai calon bupati.
Suami dari Linda Julistiani ini memang cukup dikenal di kalangan masyarakat karena keahliannya sebagai dokter. Sehari-hari dr Basuri dikenal cukup ramah serta peduli dengan sesama warga. Sejak 1999, Basuri memulai profesi ini di Puskesmas Mengkubang.
Jenjang karirnya pun terus meningkat. Ia kemudian memperdalam spesialis gizi di Universitas Indonesia (UI) tahun 2003. Hampir lima tahun, Basuri baru menyelesaikan S2 maupun kuliah spesialis gizi. Pulang kampung, Basuri menggandengkan dua gelar sekaligus.
Setelah menyelesaikan kuliah S2, Basuri kembali berada di tengah-tengah masyarakat Beltim. Dia pun semakin dikenal masyarakat karena sempat ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Beltim.
Sosoknya yang makin populer di mata masyarakat ditambah suhu politik yang memanas menjelang Pemilukada Beltim, membuat Basuri terlempar. Dia hanya diberi jabatan sebagai salah satu kepala bidang di Dinas Kesehatan Kabupaten Beltim.
Isu suku, agama, ras, antargolongan (SARA) sempat berembus guna menghadang duet Bazar menjelang masa pemilihan. Namun isu tersebut tidak berlaku lagi di masyarakat Beltim. Warga tetap menjatuhkan pilihannya pada pasangan dengan nomor urut 5 ini.
Hal ini juga menandakan warga masyarakat Beltim sudah pintar dan menghargai proses demokrasi, serta lebih memahami arti dan makna negara yang berasaskan Pancasila.
Terlepas dari kepopuleran Basuri, kemenangan dia bersama Zarkani pada Pemilukada 2010 menurut banyak pihak tak lepas dari ketenaran figur abangnya, Ahok. Ahok di sebagian masyarakat Beltim masih begitu melekat.
Tidak hanya pengaruh figur seorang Ahok dan keluarga besar Purnama. Mesin partai dan metode kampanye dialogis maupun tatap muka dengan warga masyarakat di seluruh dusun di Kabupaten Beltim, cukup mempengaruhi dalam perolehan suara Bazar. 
Bersih, transparan, profesional (BTP) yang ditawarkan oleh pasangan yang diusung oleh Partai Golkar ini, sama dengan slogan yang selalu ditawarkan Ahok ketika mencalonkan diri sebagai Gubernur Babel 2007 silam. Ahok menyingkat namanya BTP bukan Basuki Tjahaja Purnama, melainkan slogan bersih, transparan, dan profesional itu.
Singkatan yang masih melekat itu pula dimanfaatkan Basuri dengan menyingkatnya menjadi BTP. Karena baik Ahok maupun Basuri, nama depannya sama-sama huruf B.
Jauh dari itu, terselip keinginan kuat dari Basuri dan Zarkani untuk menjalankan pemerintahan yang bersih. Pemerintahan yang transparan sehingga terhindar dari penyakit Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) di Bumi Laskar Pelangi.
Basuri juga ingin menempatkan para pembantunya sebagai pelayan masyarakat yang profesional. Pada akhirnya cita-cita kesejahteraan bagi masyarakat di kampung para laskar itu terwujud.
Bazar sudah menoreh sejarah baru dalam demokrasi di Bumi Laskar Pelangi ini. Pemilukada Beltim 2010 juga sebagai bukti bahwa keluarga dari Tjahaja Purnama masih diperhitungkan dan memiliki pengaruh cukup kuat bagi masyarakat Kabupaten Beltim.
Rakyat masih memercayai kursi kekuasaan itu kepada keluarga Purnama setelah kurun empat tahun dijalankan oleh Khairul Effendi setelah Basuki mengundurkan diri. Apakah sang pewaris tahta mampu mewujudkan harapan rakyat Beltim untuk lebih sejahtera? Waktulah yang akan menjawabnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar