creater billiton (gusty)
Pesta demokrasi lokal
Pemilukada Belitung Timur kambali mengukir sejarah. Lima tahun lalu Basuki
Tjahaja Purnama alias Ahok, warga Tionghoa yang pertama menjadi kepala daerah
di Indonesia. Kemarin, giliran adiknya Basuri Tjahaja Purnama meneruskan trah
kepemimpinan keluarga Purnama di Bumi Laskar Pelangi itu. Ahok baru setahun
lebih memimpin Beltim sudah mencatat prestasi yang cemerlang. Akhirnya dia
memilih mundur jauh sebelum periode kekuasaannya berakhir. Akankah jejak serupa
akan diikuti sang adik, Basuri selaku pewaris kejayaan politik keluarga
Purnama?
Hasil penghitungan suara
sementara Pemilukada Beltim 2010, Basuri dengan pasangannya Zarkani mengungguli
empat pasangan calon lainnya. Bazar, julukan duet diusung Partai Golkar ini
mengumpulkan 23.024 suara atau sekitar 42 persen dari jumlah suara sah.
Pasangan Usmandie A
Andeska-Yusti Erlina mendapat 11.687 suara, Abdul Hadi Adjin-Sayono dengan
8.435 suara di urutan ketiga, pasangan Haryoso-Ruswandi Sugeng 5.462 suara dan
pasangan Leo Fernando-Nurul Huda 5.462 suara.
Basuri bukanlah seorang
politikus yang tangguh sebagaimana kakaknya Ahok yang saat ini duduk di DPR RI.
Sehari-hari Basuri hanya seorang pelayan masyarakat. Dia berprofesi sebagai
dokter dan bertugas di Dinas Kesehatan Beltim.
Jabatan terakhirnya
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat dan Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan
Kabupaten Beltim, sebelum mengundurkan diri untuk bertarung sebagai calon
bupati.
Suami dari Linda Julistiani
ini memang cukup dikenal di kalangan masyarakat karena keahliannya sebagai
dokter. Sehari-hari dr Basuri dikenal cukup ramah serta peduli dengan sesama
warga. Sejak 1999, Basuri memulai profesi ini di Puskesmas Mengkubang.
Jenjang karirnya pun terus
meningkat. Ia kemudian memperdalam spesialis gizi di Universitas Indonesia (UI)
tahun 2003. Hampir lima tahun, Basuri baru menyelesaikan S2 maupun kuliah
spesialis gizi. Pulang kampung, Basuri menggandengkan dua gelar sekaligus.
Setelah menyelesaikan
kuliah S2, Basuri kembali berada di tengah-tengah masyarakat Beltim. Dia pun
semakin dikenal masyarakat karena sempat ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas (Plt)
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Beltim.
Sosoknya yang makin
populer di mata masyarakat ditambah suhu politik yang memanas menjelang
Pemilukada Beltim, membuat Basuri terlempar. Dia hanya diberi jabatan sebagai
salah satu kepala bidang di Dinas Kesehatan Kabupaten Beltim.
Isu suku, agama, ras,
antargolongan (SARA) sempat berembus guna menghadang duet Bazar menjelang masa
pemilihan. Namun isu tersebut tidak berlaku lagi di masyarakat Beltim. Warga
tetap menjatuhkan pilihannya pada pasangan dengan nomor urut 5 ini.
Hal ini juga menandakan
warga masyarakat Beltim sudah pintar dan menghargai proses demokrasi, serta
lebih memahami arti dan makna negara yang berasaskan Pancasila.
Terlepas dari kepopuleran
Basuri, kemenangan dia bersama Zarkani pada Pemilukada 2010 menurut banyak
pihak tak lepas dari ketenaran figur abangnya, Ahok. Ahok di sebagian masyarakat
Beltim masih begitu melekat.
Tidak hanya pengaruh
figur seorang Ahok dan keluarga besar Purnama. Mesin partai dan metode kampanye
dialogis maupun tatap muka dengan warga masyarakat di seluruh dusun di
Kabupaten Beltim, cukup mempengaruhi dalam perolehan suara Bazar.
Bersih, transparan,
profesional (BTP) yang ditawarkan oleh pasangan yang diusung oleh Partai Golkar
ini, sama dengan slogan yang selalu ditawarkan Ahok ketika mencalonkan diri
sebagai Gubernur Babel 2007 silam. Ahok menyingkat namanya BTP bukan Basuki
Tjahaja Purnama, melainkan slogan bersih, transparan, dan profesional itu.
Singkatan yang masih
melekat itu pula dimanfaatkan Basuri dengan menyingkatnya menjadi BTP. Karena
baik Ahok maupun Basuri, nama depannya sama-sama huruf B.
Jauh dari itu, terselip
keinginan kuat dari Basuri dan Zarkani untuk menjalankan pemerintahan yang
bersih. Pemerintahan yang transparan sehingga terhindar dari penyakit Korupsi,
Kolusi, dan Nepotisme (KKN) di Bumi Laskar Pelangi.
Basuri juga ingin
menempatkan para pembantunya sebagai pelayan masyarakat yang profesional. Pada
akhirnya cita-cita kesejahteraan bagi masyarakat di kampung para laskar itu
terwujud.
Bazar sudah menoreh
sejarah baru dalam demokrasi di Bumi Laskar Pelangi ini. Pemilukada Beltim 2010
juga sebagai bukti bahwa keluarga dari Tjahaja Purnama masih diperhitungkan dan
memiliki pengaruh cukup kuat bagi masyarakat Kabupaten Beltim.
Rakyat
masih memercayai kursi kekuasaan itu kepada keluarga Purnama setelah kurun
empat tahun dijalankan oleh Khairul Effendi setelah Basuki mengundurkan diri.
Apakah sang pewaris tahta mampu mewujudkan harapan rakyat Beltim untuk lebih
sejahtera? Waktulah yang akan menjawabnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar