Senin, 21 Mei 2012



(Tidak ada niat sama sekali dalam tulisan ini untuk
mendiskreditkan sebuah golongan atau mencemooh seseorang, tulisan ni mengungkapkansebuah kenyataan dan menuliskannya dengan apa adanya serta mencoba untuk memberikan solusi terbaik yang bertujuan untuk membuka mata para pembacanya dalam menyikapi sebuah
kenyataan permasalahan kemiskinan).

Kemiskinan atau miskin secara praktis diartikan sebagai tidak memiliki materi / uang untuk mencukupi kebutuhan dalam menjalani kehidupan. Menjadi miskin bukanlah sebuah keinginan, sebagian orang berkecil hati dikarenakan ia merasa miskin. Miskin adalah sebuah keadaan yang membuat orang tersebut seakan tidak berdaya dalam menghadapi segala persoalan hidupnya karena keadaan miskin itu sendiri merupakan permasalahan yang sulit untuk dihadapi dan menjadi akar dari masalah-masalah lain yang timbul akibat keadaan miskin tersebut.
Kemiskinan telah menjadi isu penting di tengah kemajuan teknologi dan perkembangan zaman yang dikatakan semakin maju. Masyarakat miskin dapat dijumpai di setiap negara bahkan di negara maju sekalipun seperti Amerika Serikat. Hanya saja terdapat perbedaan perlakuan yang dilakukan oleh pemerintah di negara maju dengan di negara berkembang mengenai pemberantasan kemiskinan.
Keadaan miskin telah membuat orang tersebut berada dalam keterbelakangan yang memprihatinkan. Sebagai contoh salah satu hal penting yang tidak dapat diperoleh oleh orang miskin adalah kesehatan. Biaya pengobatan yang mahal membuat orang miskin enggan untuk pergi berobat ke dokter bila jatuh sakit. Sebagai gantinya mereka melakukan pengobatan alternatif yang belum tentu baik atau bahkan membiarkan dirinya jatuh sakit karena tak memiliki biaya untuk berobat.
Kesehatan yang tidak mampu didapatkan ini membuat orang miskin selalu tidak dalam kondisi yang baik sehingga mereka tidak dapat bekerja dengan maksimal untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Kondisi mereka yang sakit terkadang disebabkan oleh penyakit menular sehingga dapat membahayakan orang-orang di sekitarnya.
Gizi buruk merupakan salah satu indikasi minimnya kesehatan pada orang miskin. Anak yang lahir dari keluarga yang tidak mampu dalam hal finansial tidak mendapatkan nutrisi yang cukup untuk tubuhnya. Ketidakmampuan orang tuanya untuk mencukupi kebutuhan nutrisi anaknya seperti memberikan susu dan makanan bergizi membuat anak tersebut tumbuh dalam kesederhanaan yang membuatnya tidak tumbuh dalam keadaan yang baik dan akhirnya tumbuh dengan tidak sehat dan otak yang tidak cerdas karena kurang mendapatkan asupan gizi yang baik selama masa pertumbuhannya.
Setelah tidak mendapatkan kesehatan yang baik dan asupan nutrisi yang seimbang, keadaan ini diperparah dengan tidak mampu mendapatkan pendidikan yang baik untuk membekali kehidupannya. Biaya pendidikan yang cukup mahal dan tidak bisa untuk dijangkau oleh orang miskin menjadi faktor penyebabnya.
Banyak orang miskin yang putus sekolah dan lebih memilih untuk bekerja membantu orang tuanya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Tidak jarang anak yang masih balita harus turun ke jalan menjadi pengemis atau pengamen, juga melakukan pekerjaan berat lainnya yang sebenarnya belum pantas untuk mereka lakukan. Dapat dibayangkan hampir tidak ada masa depan yang cerah pada orang miskin karena setiap hari harus berjuang untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
Keadaan orang miskin yang menderita tak kunjung dapat mereka usahakan untuk menjadi lebih baik dikarenakan keadaan yang sudah parah dan tidak berdaya. Kondisi kesehatan yang buruk dan kurangnya nutrisi pada tubuhnya serta tidak memiliki pendidikan yang baik membuat orang miskin senantiasa jatuh sakit dan berada dalam kebodohan yang membuat mereka berada dalam kondisi terbelakang. Kemiskinan yang seperti ini akhirnya terus berlanjut kepada keturunannya karena tidak pernah ada perubahan yang signifikan untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik pada orang miskin.
Setelah melihat kemiskinan dalam skala kecil yaitu hambatan pada masalah kesehatan dan pendidikan yang merupakan faktor dasar dalam kebutuhan hidup manusia. Sekarang kita mencoba mengungkap kemiskinan yang lebih besar yang dampaknya bahkan bisa dirasakan oleh orang berkecukupan sekalipun.
Melihat Indonesia secara seutuhnya anda pasti setuju bila bangsa ini berada dalam keadaan yang tidak beres. Bangsa ini disebut berada dalam masa krisis, bukan hanya krisis ekonomi namun sebuah kekacauan di berbagai bidang dan kita menyebutnya sebagai krisis multidimensi yang disebabkan oleh kemiskinan.
Kemiskinan di Negara ini bukan disebabkan oleh faktor ekonomi. Negara ini terlalu jauh dari kata miskin bila dilihat dari segala potensi yang dimilikinya. Hampir semua minyak bumi dan barang tambang serta kekayaan alam lainnya yang terdefinisi di dunia berada di Indonesia. Indonesia memiliki kekayaan baik secara material maupun non material yang secara teori tak mungkin bila bangsa ini hidup dalam kemiskinan.
Kekayaan minyak dan gas yang kita miliki harus dihadapi dengan kenyataan bahwa setiap hari rakyat harus antri untuk mendapatkan minyak tanah maupun bahan bakar untuk kendaraan dan kebutuhan lainnya. Bayangkan sebuah kejadian antri minyak di Negara kaya minyak. Indonesia satu-satunya Negara yang tidak mendapatkan keuntungan sepeser pun atas terjadinya kenaikan harga minyak dunia bahkan Pertamina tak ragu untuk mengumumkan bila setiap tahun harus merugi
Di saat rakyat Indonesia hidup dalam kemiskinan yang seolah tiada akhir, ketika kesehatan menjadi begitu mahal dan pendidikan hanyalah sebuah impian ada sebuah kenyataan lain yang sangat menyakitkan hati. Kekayaan alam Indonesia nyatanya hanya menjadi komoditas perusahaan asing dari Negara maju yang mengeruk kekayaan alam kita secara terus menerus tanpa memberikan efek kesejahteraan bagi bangsa ini.
Freeport di Papua berdiri begitu megah dengan pegawainya dari berbagai negara dan barang tambang yang dihasilkan dari tanah nusantara serta keuntungan yang mereka peroleh hingga jutaan dollar hanya dalam sehari. Perusahaan Amerika itu dikelilingi oleh masyarakat papua yang sebagian besar masih hidup dalam keterbelakangan bahkan primitif dan masih sibuk dengan peperangan antar suku.
Freeport, Exxon, Newmont, Chevron dan banyak lagi perusahaan asing yang mengeruk kekayaan alam kita secara massal tanpa pernah memberikan kesejahteraan bagi bangsa ini. Kondisi alam Indonesia yang mereka rusak dan keuntungan yang mereka ambil, sementara kita harus hidup menderita menanggung keadaan alam yang sudah mereka rusak. Tak ayal kesulitan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia hanyalah karena kebodohan diri kita sendiri.
Kemiskinan yang kita hadapi lebih karena kebodohan. Bodoh bukan secara pengetahuan namun bodoh dalam bertindak dan mengambil keputusan. Hingga kemiskinan kita sebenarnya bukan pada ekonomi namun kemiskinan hati nurani dan budi pekerti. Dibutuhkan kesadaran dan keberanian untuk berusaha mengubah semua yang telah terlanjur salah.
Kemiskinan hati nurani dan budi pekerti ini berasal dari kebodohan yaitu rasa untuk tidak peduli terhadap keadaan orang lain dan hanya mementingkan diri sendiri. Hingga kemiskinan hati nurani dan budi pekerti ini melahirkan generasi baru yang bermental korupsi dan selalu berorientasi untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya tanpa melihat keadaan sekitarnya.
Mental korupsi inilah yang sebenarnya merupakan kebodohan tertinggi yang ada pada bangsa ini. Karena korupsi pula hingga akhirnya tercipta masyarakat bodoh dan miskin yang ditindas oleh pemimpinnya sendiri.
Tak ayal masyarakat kita bermental korupsi hingga terlahir mafia pajak, makelar kasus dan segala bentuk kebodohan lainnya. Uang haram yang didapatkan dari jalan yang salah pun dianggap sebagai rezeki. Bahkan terkadang meski tak ada niatan untuk korupsi namun faktor lingkunganlah yang menyeret seseorang untuk ikut mendapatkan hasil korupsi hingga akhirnya semuanya terseret dalam jurang kebodohan yang memiskinkan bangsa dan negara.
Jangan heran bila anggota parlemen kita yang berstatus sebagai wakil rakyat bertindak seolah bodoh dan bermental korupsi. Anggota dewan parlemen kita inilah yang sebenarnya merupakan cermin dari masyarakat kita karena memang saat ini mental bodoh seperti itu yang ada pada masyarakat kita pada umumnya.
Hambatan Penanganan Masalah Kemiskinan
Hingga akhirnya bangsa ini sudah terjerumus ke dalam krisis multidimensi dengan kemiskinan yang dirasakan sudah lebih dari sekedar kemiskinan dalam hal finansial saja tetapi juga merambah ke dalam hal yang sangat mendasar yaitu hati nurani dan budi pekerti. Dapat dipahami akibat dari kebodohan yang berakar pada kemiskinan hati nurani dan budi pekerti ini yang menjadikan Negara kita tetap miskin meskipun memiliki kekayaan alam yang luar biasa.
Kesalahan yang sudah begitu parah dan terasa sangat sulit untuk diperbaiki ini yang menjadi tantangan bagi siapa saja untuk berubah menjadi pemberani dengan mengambil langkah yang berbeda dari yang lain. Di saat yang lain sudah terbiasa berbuat salah dan membenarkan hal yang salah kita harus berani untuk melakukan hal yang benar sekalipun yang lain menganggap kita salah. Akibat dari kebodohan yang telah membuat kita tidak mampu lagi menggunakan hati nurani untuk mampu membedakan antara yang benar dengan yang salah.
Lebih jauh lagi kita akan menyadari bahwa Negara ini telah begitu jauh dari nilai Pancasila dan UUD 1945 yang sebenarnya kita sendirilah yang membuat itu semua. Tentu saja kita juga telah begitu jauh dari nilai-nilai Agama kita. Segala tatanan kehidupan kita sudah dirusak oleh ideologi barat yang tanpa disadari telah menjadi pedoman kita dalam menjalani kehidupan.
Terbiasanya pemberian upah pada jasa yang sebenarnya sudah menjadi kewajiban untuk dikerjakan dan adanya pungutan pada pelayanan umum merupakan indikasi bahwa bangsa ini sudah melekat dengan kapitalis dan liberalis yang jauh dari nilai pancasila. Terlebih lagi pemikiran masyarakat untuk meraih keuntungan yang sebesar-besarnya dengan menghalalkan segala cara asalkan keinginannya dapat tercapai tanpa peduli dengan orang lain merupakan bukti nyata kita telah menjadi kapitalis dan liberalis sejati.
Dengan pemikiran yang seperti ini tentu sangat sulit untuk mampu mengatasi kemiskinan. Masyarakat tak lagi mampu untuk berperilaku jernih karena begitu sulitnya kehidupan yang dijalani ini. Hingga kehidupan kita hanya dihabiskan untuk mampu mencukupi kebutuhan hidup yang terasa semakin sulit dicapai tanpa kita peduli dengan orang lain.
Kelalaian pemerintah yang hanya peduli kepada dirinya dan golongannya yang menjadikan jabatan sebagai lahan aji mumpung untuk memakmurkan keluarga dan golongan tersendiri tanpa peduli dengan kesejahteraan rakyat yang sebenarnya menjadi tanggung jawab dan tugasnya sebagai pemerintah.
Betapa sikap liberal dan kapitalis kita sudah sangat parah yang akhirnya membuat kita memiskinkan dan menyengsarakan rakyat dan Negara sendiri yang merupakan contoh kebodohan terbesar bangsa ini. Sulitnya memberantas kemiskinan karena terdapat hambatan yang sebenarnya ada pada diri kita sendiri untuk mengubah sikap dan perilaku serta harus mulai kembali berpikir jernih dalam menjalani kehidupan untuk mampu mengedepankan kepentingan bangsa karena masa depan Indonesia bergantung pada perbuatan kita saat ini. Kita harus mengasah kepedulian kita untuk menghindari bangsa ini jatuh terlalu jauh ke dalam jurang kapitalis dan liberalis yang sudah memiskinkan kita selama ini.
Solusi Kemiskinan dalam Islam
Hal yang paling disesali saat ini adalah karena kita sudah begitu jauh dari agama kita yang sebenarnya telah mengajarkan hal kehidupan dan solusi untuk mengatasi segala permasalahan kehidupan. Islam sebagai agama yang menjadi rahmat bagi semesta alam telah memiliki solusi terhadap kemiskinan, tertulis pada Al Quran perintah untuk menunaikan zakat.
Zakat adalah sedekah yang merupakan kewajiban bagi umat muslim untuk mengerjakannya. Secara terminologi syari'ah, zakat merujuk pada aktivitas memberikan sebagian kekayaan dalam jumlah dan perhitungan tertentu untuk orang-orang tertentu sebagaimana ditentukan.
Melalui zakat ini akhirnya kesenjangan antara orang miskin dan orang kaya dapat dihindari. Zakat menjadi jembatan bagi orang yang mampu untuk menolong orang yang tidak mampu. Harta yang disedekahkan ini akhirnya mampu mengatasi masalah kemiskinan bagi masyarakat karena lahirnya kepedulian saling tenggang rasa untuk membantu sesama manusia yang sedang mengalami kesulitan.
Secara pandangan agama pada rezeki yang kita dapatkan itu sebenarnya ada sebagian yang menjadi hak orang lain. Oleh karenanya kita harus menyisihkan sebagian dari harta kita untuk diberikan kepada orang yang membutuhkannya. Melalui cara ini maka sedekah telah membuat harta dan diri kita menjadi suci karena telah membagi kenikmatan yang kita miliki kepada orang lain yang membutuhkan.
Selain melalui harta / materi kita juga bisa melakukan sedekah dengan berbagai kelebihan yang kita miliki. Misalnya kita memiliki kecerdasan dan kepandaian pada sebuah ilmu atau keahlian. Maka ajarkanlah ilmu yang kita kuasai itu kepada orang lain. Melalui saling tolong menolong, mendoakan sesama muslim dan menasehati dalam kesabaran. Setiap orang bisa bersedekah sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
Melalui zakat, kemiskinan dapat dihapuskan dan kesejahteraan masyarakat dapat dicapai. Zakat membuat hati manusia menjadi tentram sehingga tercipta lingkungan yang harmonis pada kehidupan bermasyarakat. Kegiatan zakat telah menghindari terjadinya kecemburuan sosial dan tindakan kejahatan pada kehidupan manusia.
Pada zaman Rasul sendiri zakat telah dikelola dengan begitu baik dan setiap muslim pada saat itu memiliki kesadaran untuk membayar zakat sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Sehingga jelas bagi kita bahwa zakat merupakan sebuah solusi ampuh untuk memberantas kemiskinan yang terjadi pada keadaan masyarakat saat ini.
Ide zakat sendiri akhirnya dijiplak oleh orang Barat dengan memberlakukan sistem pajak. Pajak yang pada awal mulanya sama seperti zakat yaitu digunakan untuk kebaikan dan pembangunan sebuah pemerintahan akhirnya tergerus dengan mental bodoh manusia. Sistem pajak akhirnya dikorupsi sehingga Negara tidak mampu untuk memberantas kemiskinan. Sama seperti keadaan Indonesia saat ini dimana pajak yang didapatkan oleh pemerintah malah digunakan untuk hal yang tidak sesuai dengan kewajibannya dan malah dikorupsi. Terlihat begitu jelas akar kemiskinan adalah karena kebodohan untuk tidak peduli dengan orang lain dan mementingkan diri sendiri.
Solusi untuk menghindari sikap kapitalis dan liberalis yang semakin mengkhawatirkan adalah dengan jalan ekonomi syariah. Saat ini banyak bank konvensional yang mulai melirik sistem syariah karena tertarik dengan segala kelebihan yang dimilikinya. Selain terasa lebih adil, ekonomi syariah ini juga menghindarkan kita dari riba yang telah menjadi kebiasaan lumrah bagi ideologi kapitalis dan liberalis.
Tak heran ekonomi syariah mulai dikenal dan menjadi sesuatu yang tak asing lagi pada kancah internasional. Bahkan Negara Eropa yang notabenenya bukan Negara muslim banyak yang memiliki bank syariah dan sistem ekonomi syariah mulai mereka pakai untuk menghindari terjadinya krisis ekonomi global yang mendera mereka pada beberapa saat lalu.
Salah satu ketidakadilan pada kegiatan ekonomi internasional yaitu menjadikan sebuah mata uang tertentu sebagai acuan perdagangan. Seperti yang kita ketahui mata uang US Dollar telah menjadi suatu pakem dan acuan bagi perdagangan internasional. Hal ini terasa tak adil karena kurs mata uang setiap Negara berbeda sehingga dalam sebuah perdagangan terdapat pihak yang diuntungkan dan juga dirugikan. Padahal sebuah perdagangan atau jual beli haruslah memberikan keuntungan bagi semua pihak yang melakukannya. Penggunaan sebuah mata uang ini merupakan bukti kecurangan negara-negara besar yang cenderung kapitalis dan telah menyengsarakan Negara miskin.
Solusi agar perdagangan internasional menjadi adil adalah dengan acuan emas. Nilai suatu emas tentu saja sama di semua negara. Sehingga dengan mengacu pada harga emas untuk menetapkan nilai suatu komoditas barang akan menjadi adil karena harga emas selalu sama di semua negara. Dibutuhkan kekuatan yang kompak dan besar dari setiap negara yang selama ini dirugikan dengan acuan kurs dollar untuk mengubah transaksi perdagangan internasional sehingga menggunakan harga emas sebagai acuan dalam nilai transaksi perdagangan.
Sebuah keadaan yang cukup miris saat ini, ketika kita orang Indonesia ingin pergi menunaikan ibadah haji. Mata uang Indonesia adalah Rupiah dan mata uang Arab Saudi adalah Riyal, namun mengapa ongkos naik haji haruslah berupa US Dollar padahal kalau secara emosional Amerika Serikat tidak ada hubungannya tetapi mengapa kita harus menggunakan mata uang dollar yang sebenarnya bukan mata uang dari Indonesia maupun dari Arab Saudi. Sehingga tak heran bila ongkos naik haji terus naik dan pemerintah Indonesia kesulitan untuk memastikan ongkosnya yang cenderung tidak stabil.
Kenyataan lain yang disayangkan adalah kurang kompaknya antar negara muslim di dunia. Negara yang mayoritas penduduk muslim di dunia sebenarnya dilimpahi oleh kekayaan alam yang luar biasa. Mulai dari negara di Timur Tengah sampai ke Indonesia semuanya memiliki sumber daya alam mulai dari minyak dan barang tambang serta tanah yang subur.
Namun sayangnya negara muslim lebih cenderung bekerjasama dengan Barat baik Eropa maupun Amerika Serikat dalam hal pengolahan kekayaan alam. Contoh seperti ARAMCO (Arabian American Oil) di Saudi Arabia dan Chevron, Freeport di Indonesia. Bayangkan bila setiap negara muslim menjalin kerjasama yang lebih erat. Tentunya Islam akan menjadi sebuah kekuatan besar yang disegani di dunia dan dengan segala kemampuan yang dimiliki seharusnya negara Islam yang menjadi kekuatan penting dunia untuk menggeser dominasi Barat yang kapitalis dan liberalis.
Sesama muslim adalah sebuah anggota tubuh yang utuh, bila salah satu bagian tubuh merasa sakit maka seluruh bagian tubuh yang lain pun merasakan hal yang sama. Sudah seharusnya ada jalinan kerjasama yang kuat antar sesama negara muslim, hal ini bukan hanya menguntungkan bagi negara yang menjalin kerjasama tapi juga akan membebaskan dunia dari kemiskinan akibat ulah penjajahan Barat yang kapitalis.
Tercatat lebih dari Satu milyar saat ini penduduk dunia yang merupakan pemeluk agama Islam. Sebuah kekuatan besar yang sangat sayang tidak dimanfaatkan. Jumlah yang besar ini seharusnya mampu untuk mendobrak Barat yang telah semena-mena menzalimi negara muslim.
Melalui kekuatan Islam yang besar ini seharusnya Palestina bisa menjadi negara yang aman bila saja semua negara muslim terpanggil hatinya untuk menjaga Masjid Al Aqsha yang merupakan salah satu dari tiga tempat suci Islam dari ancaman Barat dan Yahudi. Persatuan dan kesatuan Islam yang kuat akan membuat Yahudi bertekuk lutut dan tak berdaya untuk mengkafirkan dunia dan mengubur kejahatan mereka untuk mendirikan Israel Raya di tanah Palestina yang merupakan tempat suci bagi kita.
Jalinan persaudaraan negara Islam yang kuat dan erat akan membuat kemiskinan terhapus dari dunia. Tak akan ada konflik di Afghanistan Irak, Palestina dan semua negara Islam asalkan setiap Negara Muslim sadar untuk saling menolong dan bahu-membahu antar sesama muslim karena kita merupakan sebuah bagian anggota tubuh yang utuh.
Kenyataanya kemiskinan dapat terjadi karena ketidakmampuan kita untuk melihat kebenaran. Ketidaktahuan kita akan hal yang baik dan buruk karena kita telah jauh dari ajaran agama yang sebenarnya merupakan pedoman bagi kita dalam menjalani kehidupan. Pendidikan dan kesehatan yang tak mampu kita dapatkan membuat kita tak mampu mengubah nasib kita dari kemiskinan yang membuat hidup menjadi tak berdaya.
Kemiskinan lahir dari kebodohan kita yang tidak peduli dengan keadaan orang lain dan mementingkan diri sendiri. Kemiskinan hadir karena kelalaian kita dalam mempersiapkan masa depan dan bertindak sembarangan tanpa mempertimbangkan dampaknya bagi kehidupan di kemudian hari.
Sekalipun kita hidup dengan sumber daya alam yang melimpah nyatanya tak mengubah hidup kita dari kemiskinan. Kekayaan materi tak ada artinya bila kita masih miskin hati nurani dan budi pekerti, kita begitu bodoh karena tidak bisa memanfaatkan dengan baik dan mensyukuri segala kenikmatan yang diberikan Allah SWT kepada kita.
Kita butuh keberanian untuk mengatakan dan menjalankan kehidupan pada kebenaran. Kita harus tegas bahwa kesalahan tak boleh lagi dibenarkan. Sekalipun kita melawan arus dan dicemooh orang karena dianggap bodoh telah konsisten melakukan kebenaran. Meskipun kita hanya mendapatkan sedikit hasil dari kejujuran yang kita perjuangkan dibandingkan bila kita mendapatkan hasil dari berperilaku tidak benar.
Itu semua adalah sebuah perjuangan kita untuk menghapus kemiskinan. Melenyapkan kebodohan dan menghindari diri dari kemiskinan hati nurani dan budi pekerti. Kemiskinan hanya bisa diatasi dengan kecerdasan dan kepedulian terhadap sesama dengan menjalankan segala sesuatunya selalu hanya berpedoman pada kebenaran, Islam sebagai agama setiap muslim yang menjadi rahmat bagi seluruh semesta alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar