(Tidak
ada niat sama sekali dalam tulisan ini untuk
mendiskreditkan
sebuah golongan atau mencemooh seseorang, tulisan ni mengungkapkansebuah
kenyataan dan menuliskannya dengan apa adanya serta mencoba untuk memberikan
solusi terbaik yang bertujuan untuk membuka mata para pembacanya dalam
menyikapi sebuah
kenyataan
permasalahan kemiskinan).
Kemiskinan atau miskin secara praktis
diartikan sebagai tidak memiliki materi / uang untuk mencukupi kebutuhan dalam
menjalani kehidupan. Menjadi miskin bukanlah sebuah keinginan, sebagian orang
berkecil hati dikarenakan ia merasa miskin. Miskin adalah sebuah keadaan yang
membuat orang tersebut seakan tidak berdaya dalam menghadapi segala persoalan
hidupnya karena keadaan miskin itu sendiri merupakan permasalahan yang sulit
untuk dihadapi dan menjadi akar dari masalah-masalah lain yang timbul akibat
keadaan miskin tersebut.
Kemiskinan telah menjadi isu penting di
tengah kemajuan teknologi dan perkembangan zaman yang dikatakan semakin maju.
Masyarakat miskin dapat dijumpai di setiap negara bahkan di negara maju
sekalipun seperti Amerika Serikat. Hanya saja terdapat perbedaan perlakuan yang
dilakukan oleh pemerintah di negara maju dengan di negara berkembang mengenai
pemberantasan kemiskinan.
Keadaan miskin telah membuat orang
tersebut berada dalam keterbelakangan yang memprihatinkan. Sebagai contoh salah
satu hal penting yang tidak dapat diperoleh oleh orang miskin adalah kesehatan.
Biaya pengobatan yang mahal membuat orang miskin enggan untuk pergi berobat ke
dokter bila jatuh sakit. Sebagai gantinya mereka melakukan pengobatan
alternatif yang belum tentu baik atau bahkan membiarkan dirinya jatuh sakit
karena tak memiliki biaya untuk berobat.
Kesehatan yang tidak mampu didapatkan
ini membuat orang miskin selalu tidak dalam kondisi yang baik sehingga mereka
tidak dapat bekerja dengan maksimal untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Kondisi
mereka yang sakit terkadang disebabkan oleh penyakit menular sehingga dapat
membahayakan orang-orang di sekitarnya.
Gizi buruk merupakan salah satu
indikasi minimnya kesehatan pada orang miskin. Anak yang lahir dari keluarga
yang tidak mampu dalam hal finansial tidak mendapatkan nutrisi yang cukup untuk
tubuhnya. Ketidakmampuan orang tuanya untuk mencukupi kebutuhan nutrisi anaknya
seperti memberikan susu dan makanan bergizi membuat anak tersebut tumbuh dalam
kesederhanaan yang membuatnya tidak tumbuh dalam keadaan yang baik dan akhirnya
tumbuh dengan tidak sehat dan otak yang tidak cerdas karena kurang mendapatkan
asupan gizi yang baik selama masa pertumbuhannya.
Setelah tidak mendapatkan kesehatan
yang baik dan asupan nutrisi yang seimbang, keadaan ini diperparah dengan tidak
mampu mendapatkan pendidikan yang baik untuk membekali kehidupannya. Biaya
pendidikan yang cukup mahal dan tidak bisa untuk dijangkau oleh orang miskin
menjadi faktor penyebabnya.
Banyak orang miskin yang putus sekolah
dan lebih memilih untuk bekerja membantu orang tuanya untuk mencukupi kebutuhan
sehari-hari. Tidak jarang anak yang masih balita harus turun ke jalan menjadi pengemis
atau pengamen, juga melakukan pekerjaan berat lainnya yang sebenarnya belum
pantas untuk mereka lakukan. Dapat dibayangkan hampir tidak ada masa depan yang
cerah pada orang miskin karena setiap hari harus berjuang untuk mencukupi
kebutuhan hidupnya.
Keadaan orang miskin yang menderita tak
kunjung dapat mereka usahakan untuk menjadi lebih baik dikarenakan keadaan yang
sudah parah dan tidak berdaya. Kondisi kesehatan yang buruk dan kurangnya
nutrisi pada tubuhnya serta tidak memiliki pendidikan yang baik membuat orang
miskin senantiasa jatuh sakit dan berada dalam kebodohan yang membuat mereka
berada dalam kondisi terbelakang. Kemiskinan yang seperti ini akhirnya terus
berlanjut kepada keturunannya karena tidak pernah ada perubahan yang signifikan
untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik pada orang miskin.
Setelah melihat kemiskinan dalam skala
kecil yaitu hambatan pada masalah kesehatan dan pendidikan yang merupakan
faktor dasar dalam kebutuhan hidup manusia. Sekarang kita mencoba mengungkap kemiskinan
yang lebih besar yang dampaknya bahkan bisa dirasakan oleh orang berkecukupan
sekalipun.
Melihat Indonesia secara seutuhnya anda
pasti setuju bila bangsa ini berada dalam keadaan yang tidak beres. Bangsa ini
disebut berada dalam masa krisis, bukan hanya krisis ekonomi namun sebuah
kekacauan di berbagai bidang dan kita menyebutnya sebagai krisis multidimensi
yang disebabkan oleh kemiskinan.
Kemiskinan di Negara ini bukan
disebabkan oleh faktor ekonomi. Negara ini terlalu jauh dari kata miskin bila dilihat
dari segala potensi yang dimilikinya. Hampir semua minyak bumi dan barang
tambang serta kekayaan alam lainnya yang terdefinisi di dunia berada di
Indonesia. Indonesia memiliki kekayaan baik secara material maupun non material
yang secara teori tak mungkin bila bangsa ini hidup dalam kemiskinan.
Kekayaan minyak dan gas yang kita
miliki harus dihadapi dengan kenyataan bahwa setiap hari rakyat harus antri
untuk mendapatkan minyak tanah maupun bahan bakar untuk kendaraan dan kebutuhan
lainnya. Bayangkan sebuah kejadian antri minyak di Negara kaya minyak.
Indonesia satu-satunya Negara yang tidak mendapatkan keuntungan sepeser pun
atas terjadinya kenaikan harga minyak dunia bahkan Pertamina tak ragu untuk
mengumumkan bila setiap tahun harus merugi
Di saat rakyat Indonesia hidup dalam
kemiskinan yang seolah tiada akhir, ketika kesehatan menjadi begitu mahal dan
pendidikan hanyalah sebuah impian ada sebuah kenyataan lain yang sangat
menyakitkan hati. Kekayaan alam Indonesia nyatanya hanya menjadi komoditas
perusahaan asing dari Negara maju yang mengeruk kekayaan alam kita secara terus
menerus tanpa memberikan efek kesejahteraan bagi bangsa ini.
Freeport di Papua berdiri begitu megah
dengan pegawainya dari berbagai negara dan barang tambang yang dihasilkan dari
tanah nusantara serta keuntungan yang mereka peroleh hingga jutaan dollar hanya
dalam sehari. Perusahaan Amerika itu dikelilingi oleh masyarakat papua yang
sebagian besar masih hidup dalam keterbelakangan bahkan primitif dan masih
sibuk dengan peperangan antar suku.
Freeport, Exxon, Newmont, Chevron dan
banyak lagi perusahaan asing yang mengeruk kekayaan alam kita secara massal
tanpa pernah memberikan kesejahteraan bagi bangsa ini. Kondisi alam Indonesia
yang mereka rusak dan keuntungan yang mereka ambil, sementara kita harus hidup
menderita menanggung keadaan alam yang sudah mereka rusak. Tak ayal kesulitan
yang dihadapi oleh bangsa Indonesia hanyalah karena kebodohan diri kita
sendiri.
Kemiskinan yang kita hadapi lebih
karena kebodohan. Bodoh bukan secara pengetahuan namun bodoh dalam bertindak
dan mengambil keputusan. Hingga kemiskinan kita sebenarnya bukan pada ekonomi
namun kemiskinan hati nurani dan budi pekerti. Dibutuhkan kesadaran dan
keberanian untuk berusaha mengubah semua yang telah terlanjur salah.
Kemiskinan hati nurani dan budi pekerti
ini berasal dari kebodohan yaitu rasa untuk tidak peduli terhadap keadaan orang
lain dan hanya mementingkan diri sendiri. Hingga kemiskinan hati nurani dan
budi pekerti ini melahirkan generasi baru yang bermental korupsi dan selalu
berorientasi untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya tanpa melihat
keadaan sekitarnya.
Mental korupsi inilah yang sebenarnya
merupakan kebodohan tertinggi yang ada pada bangsa ini. Karena korupsi pula
hingga akhirnya tercipta masyarakat bodoh dan miskin yang ditindas oleh
pemimpinnya sendiri.
Tak ayal masyarakat kita bermental
korupsi hingga terlahir mafia pajak, makelar kasus dan segala bentuk kebodohan
lainnya. Uang haram yang didapatkan dari jalan yang salah pun dianggap sebagai
rezeki. Bahkan terkadang meski tak ada niatan untuk korupsi namun faktor
lingkunganlah yang menyeret seseorang untuk ikut mendapatkan hasil korupsi
hingga akhirnya semuanya terseret dalam jurang kebodohan yang memiskinkan
bangsa dan negara.
Jangan heran bila anggota parlemen kita
yang berstatus sebagai wakil rakyat bertindak seolah bodoh dan bermental
korupsi. Anggota dewan parlemen kita inilah yang sebenarnya merupakan cermin
dari masyarakat kita karena memang saat ini mental bodoh seperti itu yang ada
pada masyarakat kita pada umumnya.
Hambatan
Penanganan Masalah Kemiskinan
Hingga akhirnya bangsa ini sudah
terjerumus ke dalam krisis multidimensi dengan kemiskinan yang dirasakan sudah
lebih dari sekedar kemiskinan dalam hal finansial saja tetapi juga merambah ke
dalam hal yang sangat mendasar yaitu hati nurani dan budi pekerti. Dapat
dipahami akibat dari kebodohan yang berakar pada kemiskinan hati nurani dan
budi pekerti ini yang menjadikan Negara kita tetap miskin meskipun memiliki
kekayaan alam yang luar biasa.
Kesalahan yang sudah begitu parah dan
terasa sangat sulit untuk diperbaiki ini yang menjadi tantangan bagi siapa saja
untuk berubah menjadi pemberani dengan mengambil langkah yang berbeda dari yang
lain. Di saat yang lain sudah terbiasa berbuat salah dan membenarkan hal yang
salah kita harus berani untuk melakukan hal yang benar sekalipun yang lain
menganggap kita salah. Akibat dari kebodohan yang telah membuat kita tidak
mampu lagi menggunakan hati nurani untuk mampu membedakan antara yang benar
dengan yang salah.
Lebih jauh lagi kita akan menyadari
bahwa Negara ini telah begitu jauh dari nilai Pancasila dan UUD 1945 yang
sebenarnya kita sendirilah yang membuat itu semua. Tentu saja kita juga telah
begitu jauh dari nilai-nilai Agama kita. Segala tatanan kehidupan kita sudah
dirusak oleh ideologi barat yang tanpa disadari telah menjadi pedoman kita
dalam menjalani kehidupan.
Terbiasanya pemberian upah pada jasa
yang sebenarnya sudah menjadi kewajiban untuk dikerjakan dan adanya pungutan pada
pelayanan umum merupakan indikasi bahwa bangsa ini sudah melekat dengan
kapitalis dan liberalis yang jauh dari nilai pancasila. Terlebih lagi pemikiran
masyarakat untuk meraih keuntungan yang sebesar-besarnya dengan menghalalkan
segala cara asalkan keinginannya dapat tercapai tanpa peduli dengan orang lain
merupakan bukti nyata kita telah menjadi kapitalis dan liberalis sejati.
Dengan pemikiran yang seperti ini tentu
sangat sulit untuk mampu mengatasi kemiskinan. Masyarakat tak lagi mampu untuk
berperilaku jernih karena begitu sulitnya kehidupan yang dijalani ini. Hingga
kehidupan kita hanya dihabiskan untuk mampu mencukupi kebutuhan hidup yang
terasa semakin sulit dicapai tanpa kita peduli dengan orang lain.
Kelalaian pemerintah yang hanya peduli
kepada dirinya dan golongannya yang menjadikan jabatan sebagai lahan aji
mumpung untuk memakmurkan keluarga dan golongan tersendiri tanpa peduli dengan
kesejahteraan rakyat yang sebenarnya menjadi tanggung jawab dan tugasnya
sebagai pemerintah.
Betapa sikap liberal dan kapitalis kita
sudah sangat parah yang akhirnya membuat kita memiskinkan dan menyengsarakan
rakyat dan Negara sendiri yang merupakan contoh kebodohan terbesar bangsa ini.
Sulitnya memberantas kemiskinan karena terdapat hambatan yang sebenarnya ada pada
diri kita sendiri untuk mengubah sikap dan perilaku serta harus mulai kembali
berpikir jernih dalam menjalani kehidupan untuk mampu mengedepankan kepentingan
bangsa karena masa depan Indonesia bergantung pada perbuatan kita saat ini.
Kita harus mengasah kepedulian kita untuk menghindari bangsa ini jatuh terlalu
jauh ke dalam jurang kapitalis dan liberalis yang sudah memiskinkan kita selama
ini.
Solusi
Kemiskinan dalam Islam
Hal yang paling disesali saat ini
adalah karena kita sudah begitu jauh dari agama kita yang sebenarnya telah
mengajarkan hal kehidupan dan solusi untuk mengatasi segala permasalahan
kehidupan. Islam sebagai agama yang menjadi rahmat bagi semesta alam telah
memiliki solusi terhadap kemiskinan, tertulis pada Al Quran perintah untuk menunaikan
zakat.
Zakat adalah sedekah yang merupakan
kewajiban bagi umat muslim untuk mengerjakannya. Secara terminologi syari'ah, zakat merujuk pada aktivitas
memberikan sebagian kekayaan dalam jumlah dan perhitungan tertentu untuk
orang-orang tertentu sebagaimana ditentukan.
Melalui zakat ini akhirnya kesenjangan
antara orang miskin dan orang kaya dapat dihindari. Zakat menjadi jembatan bagi
orang yang mampu untuk menolong orang yang tidak mampu. Harta yang disedekahkan
ini akhirnya mampu mengatasi masalah kemiskinan bagi masyarakat karena lahirnya
kepedulian saling tenggang rasa untuk membantu sesama manusia yang sedang
mengalami kesulitan.
Secara pandangan agama pada rezeki yang
kita dapatkan itu sebenarnya ada sebagian yang menjadi hak orang lain. Oleh
karenanya kita harus menyisihkan sebagian dari harta kita untuk diberikan
kepada orang yang membutuhkannya. Melalui cara ini maka sedekah telah membuat
harta dan diri kita menjadi suci karena telah membagi kenikmatan yang kita
miliki kepada orang lain yang membutuhkan.
Selain melalui harta / materi kita juga
bisa melakukan sedekah dengan berbagai kelebihan yang kita miliki. Misalnya
kita memiliki kecerdasan dan kepandaian pada sebuah ilmu atau keahlian. Maka
ajarkanlah ilmu yang kita kuasai itu kepada orang lain. Melalui saling tolong
menolong, mendoakan sesama muslim dan menasehati dalam kesabaran. Setiap orang
bisa bersedekah sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
Melalui zakat, kemiskinan dapat
dihapuskan dan kesejahteraan masyarakat dapat dicapai. Zakat membuat hati
manusia menjadi tentram sehingga tercipta lingkungan yang harmonis pada
kehidupan bermasyarakat. Kegiatan zakat telah menghindari terjadinya
kecemburuan sosial dan tindakan kejahatan pada kehidupan manusia.
Pada zaman Rasul sendiri zakat telah
dikelola dengan begitu baik dan setiap muslim pada saat itu memiliki kesadaran
untuk membayar zakat sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Sehingga jelas
bagi kita bahwa zakat merupakan sebuah solusi ampuh untuk memberantas
kemiskinan yang terjadi pada keadaan masyarakat saat ini.
Ide zakat sendiri akhirnya dijiplak
oleh orang Barat dengan memberlakukan sistem pajak. Pajak yang pada awal
mulanya sama seperti zakat yaitu digunakan untuk kebaikan dan pembangunan
sebuah pemerintahan akhirnya tergerus dengan mental bodoh manusia. Sistem pajak
akhirnya dikorupsi sehingga Negara tidak mampu untuk memberantas kemiskinan.
Sama seperti keadaan Indonesia saat ini dimana pajak yang didapatkan oleh pemerintah
malah digunakan untuk hal yang tidak sesuai dengan kewajibannya dan malah
dikorupsi. Terlihat begitu jelas akar kemiskinan adalah karena kebodohan untuk
tidak peduli dengan orang lain dan mementingkan diri sendiri.
Solusi untuk menghindari sikap
kapitalis dan liberalis yang semakin mengkhawatirkan adalah dengan jalan
ekonomi syariah. Saat ini banyak bank konvensional yang mulai melirik sistem
syariah karena tertarik dengan segala kelebihan yang dimilikinya. Selain terasa
lebih adil, ekonomi syariah ini juga menghindarkan kita dari riba yang telah
menjadi kebiasaan lumrah bagi ideologi kapitalis dan liberalis.
Tak heran ekonomi syariah mulai dikenal
dan menjadi sesuatu yang tak asing lagi pada kancah internasional. Bahkan
Negara Eropa yang notabenenya bukan Negara muslim banyak yang memiliki bank
syariah dan sistem ekonomi syariah mulai mereka pakai untuk menghindari
terjadinya krisis ekonomi global yang mendera mereka pada beberapa saat lalu.
Salah satu ketidakadilan pada kegiatan
ekonomi internasional yaitu menjadikan sebuah mata uang tertentu sebagai acuan
perdagangan. Seperti yang kita ketahui mata uang US Dollar telah menjadi suatu
pakem dan acuan bagi perdagangan internasional. Hal ini terasa tak adil karena
kurs mata uang setiap Negara berbeda sehingga dalam sebuah perdagangan terdapat
pihak yang diuntungkan dan juga dirugikan. Padahal sebuah perdagangan atau jual
beli haruslah memberikan keuntungan bagi semua pihak yang melakukannya.
Penggunaan sebuah mata uang ini merupakan bukti kecurangan negara-negara besar
yang cenderung kapitalis dan telah menyengsarakan Negara miskin.
Solusi agar perdagangan internasional
menjadi adil adalah dengan acuan emas. Nilai suatu emas tentu saja sama di
semua negara. Sehingga dengan mengacu pada harga emas untuk menetapkan nilai
suatu komoditas barang akan menjadi adil karena harga emas selalu sama di semua
negara. Dibutuhkan kekuatan yang kompak dan besar dari setiap negara yang
selama ini dirugikan dengan acuan kurs dollar untuk mengubah transaksi
perdagangan internasional sehingga menggunakan harga emas sebagai acuan dalam
nilai transaksi perdagangan.
Sebuah keadaan yang cukup miris saat
ini, ketika kita orang Indonesia ingin pergi menunaikan ibadah haji. Mata uang
Indonesia adalah Rupiah dan mata uang Arab Saudi adalah Riyal, namun mengapa
ongkos naik haji haruslah berupa US Dollar padahal kalau secara emosional
Amerika Serikat tidak ada hubungannya tetapi mengapa kita harus menggunakan
mata uang dollar yang sebenarnya bukan mata uang dari Indonesia maupun dari
Arab Saudi. Sehingga tak heran bila ongkos naik haji terus naik dan pemerintah
Indonesia kesulitan untuk memastikan ongkosnya yang cenderung tidak stabil.
Kenyataan lain yang disayangkan adalah
kurang kompaknya antar negara muslim di dunia. Negara yang mayoritas penduduk
muslim di dunia sebenarnya dilimpahi oleh kekayaan alam yang luar biasa. Mulai
dari negara di Timur Tengah sampai ke Indonesia semuanya memiliki sumber daya
alam mulai dari minyak dan barang tambang serta tanah yang subur.
Namun sayangnya negara muslim lebih
cenderung bekerjasama dengan Barat baik Eropa maupun Amerika Serikat dalam hal
pengolahan kekayaan alam. Contoh seperti ARAMCO (Arabian American Oil) di Saudi
Arabia dan Chevron, Freeport di Indonesia. Bayangkan bila setiap negara muslim
menjalin kerjasama yang lebih erat. Tentunya Islam akan menjadi sebuah kekuatan
besar yang disegani di dunia dan dengan segala kemampuan yang dimiliki
seharusnya negara Islam yang menjadi kekuatan penting dunia untuk menggeser
dominasi Barat yang kapitalis dan liberalis.
Sesama muslim adalah sebuah anggota
tubuh yang utuh, bila salah satu bagian tubuh merasa sakit maka seluruh bagian
tubuh yang lain pun merasakan hal yang sama. Sudah seharusnya ada jalinan
kerjasama yang kuat antar sesama negara muslim, hal ini bukan hanya
menguntungkan bagi negara yang menjalin kerjasama tapi juga akan membebaskan
dunia dari kemiskinan akibat ulah penjajahan Barat yang kapitalis.
Tercatat lebih dari Satu milyar saat
ini penduduk dunia yang merupakan pemeluk agama Islam. Sebuah kekuatan besar
yang sangat sayang tidak dimanfaatkan. Jumlah yang besar ini seharusnya mampu
untuk mendobrak Barat yang telah semena-mena menzalimi negara muslim.
Melalui kekuatan Islam yang besar ini
seharusnya Palestina bisa menjadi negara yang aman bila saja semua negara
muslim terpanggil hatinya untuk menjaga Masjid Al Aqsha yang merupakan salah
satu dari tiga tempat suci Islam dari ancaman Barat dan Yahudi. Persatuan dan
kesatuan Islam yang kuat akan membuat Yahudi bertekuk lutut dan tak berdaya
untuk mengkafirkan dunia dan mengubur kejahatan mereka untuk mendirikan Israel
Raya di tanah Palestina yang merupakan tempat suci bagi kita.
Jalinan persaudaraan negara Islam yang
kuat dan erat akan membuat kemiskinan terhapus dari dunia. Tak akan ada konflik
di Afghanistan Irak, Palestina dan semua negara Islam asalkan setiap Negara
Muslim sadar untuk saling menolong dan bahu-membahu antar sesama muslim karena
kita merupakan sebuah bagian anggota tubuh yang utuh.
Kenyataanya kemiskinan dapat terjadi
karena ketidakmampuan kita untuk melihat kebenaran. Ketidaktahuan kita akan hal
yang baik dan buruk karena kita telah jauh dari ajaran agama yang sebenarnya
merupakan pedoman bagi kita dalam menjalani kehidupan. Pendidikan dan kesehatan
yang tak mampu kita dapatkan membuat kita tak mampu mengubah nasib kita dari
kemiskinan yang membuat hidup menjadi tak berdaya.
Kemiskinan lahir dari kebodohan kita
yang tidak peduli dengan keadaan orang lain dan mementingkan diri sendiri.
Kemiskinan hadir karena kelalaian kita dalam mempersiapkan masa depan dan
bertindak sembarangan tanpa mempertimbangkan dampaknya bagi kehidupan di kemudian
hari.
Sekalipun kita hidup dengan sumber daya
alam yang melimpah nyatanya tak mengubah hidup kita dari kemiskinan. Kekayaan
materi tak ada artinya bila kita masih miskin hati nurani dan budi pekerti,
kita begitu bodoh karena tidak bisa memanfaatkan dengan baik dan mensyukuri
segala kenikmatan yang diberikan Allah SWT kepada kita.
Kita butuh keberanian untuk mengatakan
dan menjalankan kehidupan pada kebenaran. Kita harus tegas bahwa kesalahan tak
boleh lagi dibenarkan. Sekalipun kita melawan arus dan dicemooh orang karena
dianggap bodoh telah konsisten melakukan kebenaran. Meskipun kita hanya
mendapatkan sedikit hasil dari kejujuran yang kita perjuangkan dibandingkan
bila kita mendapatkan hasil dari berperilaku tidak benar.
Itu semua adalah sebuah perjuangan kita
untuk menghapus kemiskinan. Melenyapkan kebodohan dan menghindari diri dari
kemiskinan hati nurani dan budi pekerti. Kemiskinan hanya bisa diatasi dengan
kecerdasan dan kepedulian terhadap sesama dengan menjalankan segala sesuatunya
selalu hanya berpedoman pada kebenaran, Islam sebagai agama setiap muslim yang
menjadi rahmat bagi seluruh semesta alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar